Rabu, 28 November 2012

sekolah oh sekolah...betapa mahalnya dirimu... :-(

Feb 7, '09 12:33 PM
for everyone
setelah hampir 2 tahun menerapkan homeschool pada zahra, tiba-tiba minggu kemarin suami dan mertua saya menyarankan agar zahra dimasukan ke sekolah umum. kalau ortu saya sih sudah seringkali mengajukan hal serupa, cuma karena ortu sendiri jadi perdebatannya lebih dapat saya kontrol. namun kali ini, suami saya sendiri yang menyarankan agar kali ini sebaiknya saya melihat-lihat dulu sekolah yang disarankan mertua saya.

akhirnya saya mengikuti saran suami saya tsb. jadilah saya ditemani mertua survey ke sekolah yang dimaksud. saya akui, memang kelihatannya sekolah tersebut bagus program-programnya, terlebih lagi mereka juga ada program inklusif, jadi anak saya yang autis ini berkesempatan mengecap pendidikan di sekolah publik yang memfasilitasi anak-anak special needs. bukankah sangat menggiurkan?! tentu saja! mulai tertarik sih sebenarnya saya, tapi begitu melihat uang pangkal dan iuran per bulannya, jiper juga ya..secara, standarTK-nya saja hampir 12 jutaan, dan bagi yang special needs hampir 15 jutaan lah. iuran perbulannya untuk yang special needs sekitar 2,5 jutaan...phew!! mahal sekalee..

saya jadi berpikir, jika memang cara memperoleh pendidikan terbaik bagi anak-anak special needs seperti anak saya zahra, adalah dengan menempuh jalur pendidikan semacam ini yang melibatkan "BIG MONEY", alangkah tidak adilnya Tuhan! bagaimana dengan anak-anak yang ortunya tidak mampu, karena faktanya anak special needs tidak hanya milik keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas atau kelas atas sekalian. ada beberapa teman saya yang juga memiliki anak SN, dan mereka secara ekonomi bukan golongan "The Have". apakah itu artinya mereka memang tidak mempunya opsi alternatif dalam hal pendidikan anak mereka yang special need?

berangkat dari keyakinan saya bahwa Tuhan pasti adil, dan selalu ada harapan bagi orang yang berusaha, maka sekarang saya memutuskan untuk untuk tetap di jalur yang sebelumnya. namun bukan berarti saya sama sekali menutup kemungkinan bagi anak saya untuk memperoleh pendidikan formal, tidak juga saya memandang rendah ortu yang menyekolahkan anak special needs-nya ke institusi formal, ini hanya berarti insyaallah, untuk saat ini, saya lah guru dan terapis terbaik bagi zahra. bukannya sombong, cuma saya selalu yakin, bahwa setiap ibu adalah sebaik-baiknya guru bagi anaknya. doakan saya ya.. :-)
(curhat nih ceritanya, hehe..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar