gadis kecil yang dimarahi ibunya | for everyone |
"
Ummah...zahra...mau...makan...mesyes.." Kata zahra pada saya, lengkap
dengan jurus senyum manis yg tak tertahankan itu. Mengingat dia sudah
mengerahkan segenap energinya untuk bicara sempurna satu kalimat, tak
tega saya untuk tidak meluluskan permintaanya. "Ok, tapi mesyes nya
jangan sampai tumpah ya, ummah capek habis ngepel" pesan saya dengan
tegas. Zahra terlihat senang lalu berkata "iya" dengan jelas. Saya pergi
ke kamar merapikan lemari pakaian. Tak lama saya lihat zahra sudah
mengambil gelas dan sendok kemudian memindahkan mesyes dari toples ke
gelas.
sejurus dia mulai asyik mengemil mesyes tanpa roti. Tak sampai 15 menit kemudian saya mendengar zahra mulai berlari l
ari
sambil memegang gelas yg berisi mesyes tadi. Saya peringati dia untuk
kembali duduk di meja makan. Dia menurut. Namun kurang dari 5 menit
kemudian, saya lihat dia mengulanginYa kembali. malah kini sambil lompat
lompat. belum sempat saya peringati dia lagi, mesyes dari gelas yg dia
pegang sudah berhamburan kemana mana...kesal sekali saya dibuatnya. Saya
mulai memarahi dia, saya katakan padanya bahwa dia tidak menuruti
peraturan saya dan ini yang menyebabkan rumah jadi berantakan kembali.
Dengan nada perintah yang keras, saya suruh
dia
untuk membersihkan kembali semuanya. Zahra ketakutan. Buru-buru dia
ambil sapu dan pengki, kemudian mulai menyapu. Setiap ada bagian yg
belum tersapu bersih saya suruh dia bersihkan kembali. Sampai akhirnya
cukup bersih barulah saya ambil alih.
Setelah
itu kami sama sama diam. Saya masih mengatur emosi saya. Tak butuh
waktu lama sampai saya merasa malu pada diri sendiri kenapa harus bentak
bentak seperti itu. Saya lihat air muka nya, dia masih cemas akan
dimarahi lagi. Ada perasaan menyesal juga sudah merespons secara
berlebihan tadi. Walau dia salah, saya seharusnya bisa mengontrol nada
bicara saya. Saya masih sibuk mikir ma
u bicara apa ke dia, saya hanya tatap dia
dan
seperti biasa dia menghindari kontak mata dengan saya.. Namun tak lama
kemudian saya dengar dia bersenandung sebuah lagu lama:
"Kasih ibu..kepada beta..tak terhingga sepanjang masa..hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menyinari du
nia.."
Cuma
senandung, masih tanpa syair..tak mengapa karena dia memang belum
lancar bicara. Yang penting saya jadi tau bahwa dalam kondisi sejudes
apa pun saya ke dia, dia tau kalau saya menyayanginya..dan dia pun
membalasnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar