Kepala Sekolah Edarkan Kunci Jawaban Soal UAN | for everyone |
Kupang
(ANTARA) - Kepala SMU Negeri Weluli di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara
Timur (NTT), Leonardus Bele, dilaporkan mengedarkan kunci jawaban soal
ujian akhir nasional (UAN) kepada para siswanya yang telah dikerjakan
oleh masing-masing guru bidang studi.
Hal ini diungkapkan Suster
Carola, salah seorang guru pengawas UAN dari sekolah lain di SMU Negeri
Weluli kepada pers, Jumat, setelah melihat Kepala SMU Negeri tersebut
secara terang-terangan membagikan kunci jawaban soal UAN kepada para
siswanya ketika berlangsung UAN pada hari pertama dan kedua."Kami akan melaporkan masalah ini kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Belu dan aparat kepolisian setempat untuk melakukan penyelidikan atas ikasus tersebut. Guru-guru pengawas UAN dari luar SMU tersebut, memilih berhenti mengawas dan kembali ke sekolah asalhnya," kata biarawati Katolik itu.
Kepala SMU Negeri Weluli, Leonardus ketika dikonfirmasi secara terpisah mengenai aksinya membagi kunci jawaban tersebut, membantah bahwa dirinya telah mengedarkan kunci jawaban soal UAN kepada peserta didiknya yang tengah mengikuti UAN pada saat itu.
"Ujian berlangsung baik-baik saja dan berjalan lancar-lancar saja. Tidak ada guru atau kepala sekolah yang mengedarkan kunci jawaban kepada siswa peserta UAN. Kami merasa sangat dilecehkan dengan para pengawas dari luar SMUN Weluli yang membocorkan masalah ini kepada pers," ujarnya.
Diduga kuat, aksi yang dilancarkan Kepala SMU Negeri Weluli itu untuk mendongkrak angka kelulusan siswanya, karena standar nilai kelulusan bagi seorang siswa peserta UAN harus 5,50 dari standar kelulusan tahun sebelumnya 5,25.
Pada UAN tahun lalu dengan standar nilai 5,25, hanya tercatat 13 orang siswa dari 135 peserta UAN di SMU Negeri Weluli yang lulus, sehingga dengan dinaikkannya standar nilai UAN, membuat kepala sekolah tersebut ketakutan sehingga harus mengedarkan kunci jawaban UAN kepada peserta didiknya untuk meloloskan mereka dari lubang jarum UAN.
Menurut Suster Carola, kunci jawaban soal UAN yang diedarkan Kepala SMU Negeri Weluli itu terdiri atas bidang studi Sosiologi, Antropologi, Biologi, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
"Pada hari pertama dan jam pertama ujian Bahasa Indonesia, permainan kepala sekolah cukup cantik sehingga kurang terbaca dengan baik oleh para pengawas UAN dari luar SMU jika sedang beredarnya kunci jawaban untuk mata pelajaran tersebut," katanya.
Namun, setelah dilanjutkan dengan ujian mata pelajaran Sosiologi, Antropologi dan Biologi, suasana ujian berubah jadi gaduh, karena siswa berebutan mendapatkan kunci jawaban yang diedarkan tersebut.
"Kepala sekolah tampaknya tidak jerah juga. Pada hari kedua ujian Bahasa Inggris, sang kepala sekolah kembali melakukan hal yang sama. Kunci jawaban Bahasa Inggris langsung dibagikan kepada para siswa setelah pengawas membagikan lembaran jawaban," katanya.
"Saya memilih berhenti jadi pengawas UAN di sekolah tersebut, karena tidak sanggup melihat perilaku kepala sekolah yang secara terang-terangan membagikan kunci jawaban soal UAN kepada peserta didiknya," tambah Suster Carola.
Seorang guru di SMU Negeri Weluli, Isodorus menyatakan kekecewaannya dengan perilaku kepala sekolahnya, sehingga merasa berkewajiban untuk membongkar kasus ini kepada pers agar bisa diketahui oleh publik.
Meskipun demikian, sang kepala sekolah, Leonardus tetap membantahnya bahwa dirinya telah membagi kunci jawaban soal UAN kepada anak didiknya.
sumber
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
miris ya...
kira-kira apa ya yang salah dengan sistem pendidikan indonesia?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar