Unik sekali cara Dia mencinta.
Penyakit, keturunan, teman hidup sakit parah, tiada lagi berteman hidup, pilihan-pilihan simalakama yang tak kunjung usai mengintai...
Ketika diri telah sampai ke titik tabah, Ia katakan itu belum seberapa.
Terjangkau akhirnya titik rela, Ia perlihatkan jalan yang masih panjang.
Tercapai juga titik bangkit dan siap kembali meneruskan perjalanan, Ia lemparkan kembali diri ke lautan terbuka, semakin menjauhi tepian. Asing dan belum terjamah, setidaknya demikian bagi diri.
PolahNya sarat sabda dan makna.
Seakan Ia sedang mengatakan: ini bukan tentang datangnya sekoci penolong seperti impianmu itu, ini tentang dirimu yang bergerak menuju tepi, sendiri.
Seakan Ia sedang meletakkan wawasan di benak: peras semua pengharapanmu terhadap manusia tanpa sisa sedikitpun. Hingga Aku yakin, tiada lagi pihak tempat kau gantungkan asa selain Aku.