Jumat, 16 September 2016
Dierdre
Rumahnya tinggal beberapa meter lagi. Namun taksi yg ditumpanginya sudah ia suruh menepi. Ia katakan, "Pak, argonya biarkan jalan saja. Tapi kasih waktu saya sebentar.". Lalu ia kembali mengendalikan isaknya yang belum kunjung reda. 5 menit..7 menit.. 15 menit.. Sekuat tenaga, ia pejamkan mata. Menggiring angan menuju lokus paling bahagia, ke dalam pelukan lengan mungil, hangat menenangkan, beraromakan surga. Hingga tissuenya tak lagi basah. Kemudian, barulah ia meminta supir taksi tersebut berjalan kembali dan berhenti di depan rumahnya.
Selamat tinggal ruang duka rahasia.
March 19 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar